Tuesday, June 26, 2007

Warna adalah cermin dari karakter dan kepribadian seseorang sehingga menjadikannya unik berbeda satu dengan lainnya.


Warna adalah cermin dari karakter dan kepribadian seseorang sehingga menjadikannya unik berbeda satu dengan lainnya. Peduli amat dengan pendapat yang masih dan selalu disangkut paut diri seseorang. Belum tentu tepat tak juga salah. Yang aku tahu dan kumau sebuah biru. Tak peduli dengan kombinasi atau variasi gradasinya. Selama aku senang dan toleran. Tak ragu warna itu tetaplah biru itu yang kumau.Warna hanyalah bentuk cahaya atau radiasi gelombang elektromagnetik, yang dihasilkan dari cahaya matahari yang berwarna putih. Sehingga retina mata
menerima pembiasan pupil dan memisahkannya menjadi 7 frekuensi gelombang. Jadi saat dalam gelap kita tak bisa membedakan warna. Yang ada hanya dunia hitam dan putih beserta gradasinya.
Disitu kusadari itu bukan biruku. Meski cuaca terang dan gelap mejadi siklus hidupku.Tak salah aku senang biru sebab warna utama mendasari terbentuk warna sekunder dan tersier. Bukan tak pongah dan sombong setiap orang ingin jadi yang pertama. Menegaskan semuanya bahwa jika mereka bisa kenapa tidak dengan aku. Setiap manusia pasti punya sisi seperti itu tak bisa disangkal dan meragu. Biruku sebuah lambang intelektualitas, kepercayaan, ketenangan, keadilan, dan pengabdian. Biru seorang pemikir penuh konsistensi.
Aku juga sadar selalu menengok warna lain disaat tertentu. Sebab dengan begitu aku mengenal biruku juga mampu bersahabat dengan warna lain yang aku toleran padanya. Sadar bila semua terlalu dan over tak bagus bagi biruku. Bila biruku berlebih hanya ada kesan rasa terlalu dingin. Kurang akrab dengan warna lain. Pasti tak sega warna lain menganggap biruku tak punya ambisi dan emosi. Akibatnya justru biruku mengalami depresi dan ragu-ragu untuk maju dan lesu.
Biruku juga butuh ketenangan, terbuka pada semua pemikiran. Sehingga saat kupandang langit biru pucat kesan luas dan ringan terjadi pada hati. Sejenak aku mencoba mundur dari segala aktivitas untuk menurunkan energi dan mengatur irama detak jantung. Biru pucatku menjadi lebih tenang dan santai sebab bisa tertawa sepuas hati dan melepaskan semua beban emosi, menjadi diri sendiri. Hening sejenak sebuah meditatif terjadi saat biru berkawan pastel meski membentuk rona ungu pastel.
Saat siklus meditatif mencukupi aku juga ingin aktif supaya lebih dinamis. Maka aku dapati biruku menjadi tegas ekspresif menjadi dirinya sendiri. Sebagaimana biruku layaknya biru laut sensitivitasku meningkat, membangkitkan imajinasi. Karena biruku kuat kemampuan intuitif sering kudapat bila meditasi telah lewat.
Itulah biruku tidak bisa lepas dari elemen air dan udara, berasosiasi dengan alam. Sehingga asosiasi biruku merujuk pada kesan etnik, antik, country style. Sebuah keharmonisan yang berkesan lapang tentram nyaman pada sebuah perlindungan. Meski biruku juga ada plus minusnya itulah ciptaan Tuhan. Biruku bersyukur atas kasih karunia anugrah kuasaNya yang tak bisa kutolak

0 comments:

SELAMAT DATANG DI BLOGKU.UNTAIAN KATA-KATA YANG TERPANCAR DI DALAM JIWA.SEMOGA BERMANFAAT BAGI YANG MEMBACA.